LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
DI HUTAN AEK NAULI
OLEH :
Christiani Sianturi
Deby Ryan Mutiah
Eva M Pane
Popy Apriani
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
I. JUDUL : PENGENALAN TUMBUHAN DI AEK NAULI
II. TUJUAN :
1. Mengetahui deskripsi tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
2. Mengetahui manfaat tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
3. Mengetahui sistematika tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
4. Mengetahui suku-suku yang terdapat di Aek Nauli
5. Mengamati tumbuhan yang terdapat di Aek Nauli
III. TINJAUAN TEORITIS :
Pohon kemenyan
Mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah itu menganut Islam Ibadi. Ibadi adalah golongan Muslim yang bersumber pada Alquran dan Hadis dengan fokus utama menjadi hamba Allah dengan sederhana. Golongan ini tersebar di berbagai golongan umat Islam, baik Sunni maupun Syiah dengan berba-gai mahzabnya.Aliran ini merupakan aliran yang dominan di Oman. Kaum Ibadi berkeyakinan bahwa setiap Muslim bersaudara dan hanya Allah yang akan menjadi hakim bagi umat manusia. Kaum Ibadi mementingkan ukhuwah Islamiah daripada bermusuh-musuhan hanya karena berbeda mazhab atau aliran.
Ohofar diyakini telah dibangun oleh Raja Shadad dan orang-orang dari kaum Ad yang dihancurkan oleh Allah SWT. Menurut Dr Syauqi, di wilayah Dhofar terdapat tumbuhan kemenyan [Styrax benzoin). Wilayah itu sempat menjadi penghasil utama frankincense (bahan pembuat kemenyan dan parfum) di dunia. Kini, Somalialah negara pengekspor frankincense terbesar. Wilayah itu memang sempat menjadi pusat perdagangan kemenyan. Para saudagar, pada zaman dahulu, ketika melewati Ohofar dengan mengendarai unta suka membawa kemenyan-komoditas yang langka itu-melalui Semenanjung Arab sampai ke Yerusalem.
Dari dahulu hingga kini, kemenyan digunakan secara tradisional dalam upacara keagamaan. Tanaman itu juga digunakan sebagai bahan parfum dan obat-obatan. Bahkan, di zaman Yunani dan Romawi, dupa banyak dicari. Dupa pada zaman itu biasanya dibakar di atas altar dan digunakan untuk pembalseman. Gumpalan kemenyan ditemukan di makam Firaun Mesir, Tutankhamun.
Menurut sebuah sumber, pohon kemenyan tertinggi (Sacra boswellia) hanya tumbuh di wilayah Dhofar dan di bagian utara Somalia. Tanaman kemenyan yang terbaik berasal dari pohon yangtumbuh di pedalaman atau pegunungan, tetapi beberapa kemenyan juga tumbuh di dataran di sebelah selatan Kota Shalalah. Pada masa sahabat, tanaman itu juga biasa dijadikan obat. Dalam sebuah riwayat disebutkan, seseorang datang menemui seorang sahabat Nabi SAW Anas ra. Orang tersebut mengeluh sering lupa. Lalu Anas ra berkata, “Rendamlah kemenyan murni semalam dalam air dan minum larutannya di pagi hari saat perut kosong. Itu sangat bermanfaat untuk memori (ingatan).”
Pohon Andalas
Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.
Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek.
Pohon Andalas (Morus macroura) tumbuh tersebar mulai dari India, China bagian selatan, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Jawa bagian barat.Habitat pohon Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup banyak pada ketinggian antara 900-2.500 meter dpl.
Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kyu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah maskot provinsi akan menjadi punah.
Pohon Pinus
Tusam termasuk famili Pinaceae, tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara dan Gunung Kerinci. Tumbuhan jenis ini mempunyai sifat pioner yaitu dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur seperti padang alang-alang.
Di Indonesia pinus dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2 000 m dpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara 400 - 1 500 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai 20-40 m dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 m. Pinus tidak berbanir, kulit luar kasar berwarna cokelat kelabu sampai cokelat tua, tidak mengelupas dan beralur lebar serta dalam.
Kayu pinus berwarna cokelat-kuning muda. Pohon pinus berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli-November. Biji yang baik kulitnya kering kecokelatan, bentuk bijinya bulat, padat dan tidak berkerut. Selain menghasilkan kayu, pinus juga menghasilkan getah yang dapat digunakan sebagai gondorukem, sabun, perekat cat dan kosmetik
Kayu Putih
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Kayu putih adalah pohon yang tingginya 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar dengan percabangan yang menggantung ke bawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentukjorong / lanset, panjang 4,5 – 15 cm, lebar 0,75 – 4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, bila diremas/ dimemarkan berbau minyak kayu putih.
Pohon Puspa
Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m . Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cmnamun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit.
Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3mm; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap
Puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah. Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting. Kayu puspa sebaiknya digunakan di bawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan –setelah diawetkan– untuk bantalan rel kereta api.
Habitat pohon puspa
Puspa mampu hidup pada pelbagai kondisi tanah, iklim, dan habitat. Sering ditemukan tumbuh melimpah di hutan primer dataran rendah hingga pegunungan , pohon ini juga umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah yang terganggu, bahkan juga di padang ilalang. Bisa hidup hingga ketinggian 3.900 m dpl., puspa tidak memilih-milih kondisi tekstur dan kesuburan tanah. Meski lebih menyukai tanah yang berdrainase baik, pohon puspa diketahui mampu tumbuh baik di daerah berawa dan tepian sungai
Alat dan bahan
Alat
No | Nama alat | Jumlah |
1. | Sasak pembuatan herbarium | 1 buah |
2. | Tempat koleksi herbarium | Secukupnya |
3. | Kertas label | Secukupnya |
Bahan
No | Nama bahan | Jumlah |
1. | Koleksi tumbuhan arboretum | Secukupnya |
Prosedur kerja
No | Prosedur kerja |
1.
2.
3.
4. | Amatilah tumbuh-tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli
Tentukanlah nasional tumbuhan,nama tumbuh daerah dan nama ilmiah dari tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli.
Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli.
Buatlah herbarium untuk suatu jenis tumbuhan dengan memberikan label berupa sistematika dari tumbuhan tersebut,deskripsinya,tempat koleksi,tanggal pengoleksian dan kolektornya. |
Pembahasan :
1. Kemenyan (Stirax benzoin )
Gambar : bunga dan pohon kemenyan
Sistematika :
Regnum : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ebenales
Family : Styracaceae
Genus : Styrax
Spesies : Styrax benzoin
Ciri-ciri :
Habitat: Pohon kemenyan tingginya mencapai 18 m, dengan diameter 35 cm,mengandung getah yang berbau harum. Jenis ini dapat tumbuh di hutan teduh dan hutan basah, pada ketinggian 200-1400 mdpl. Penyebarannya meliputi Sumatera dan Jawa
Pohon Kemenyan (Styrax benzoin) dapat tumbuh di lingkungan yang keras. Kemenyan tumbuh di daerah yang sangat kering dan sangat cocok untuk tanah kapur tinggi dan rendah nutrisi. Bahkan di atas batu pun tanaman ini bisa tumbuh. Sebagai contoh, di Somalia, tanaman ini tidak tumbuh di atas tanah di atas tapi di atas batu marmer. Pohon kemenyan beradaptasi dengan lingkungan keras dengan cara menggugurkan daunnya
Sebagaimana diketahui, Kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah Kemenyan mirip dengan menyadap getah pohon karet atau getah pohon pinus. Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon. Getah mengeras dikumpulkan dan digunakan sebagai kemenyan dan mur .
Batang: Tegak, bulat, berkayu, halus, percabangan simpodial, coklat muda.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, tersebar, panjang 4-8 cm, lebar 2-5 cm, tepi rata, ujung meruncing, pangkal runcing, pertulangan menyirip, hijau, tangkai bulat, panjang 0,5-1,5 cm, hijaupucat.
Bunga: Majemuk, lonjong, di ketiak daun dan ujung batang, tangkai bulat, hijau, kelopak bentuk mangkok, berbulu, hijau, benang sari putih, putik silindris, putih, mahkota bertaju lima,bentuk lonceng, putih.
Buah: Lonjong, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, diameter ± 1,2 cm, coklat.
Akar: Tunggang, coklat muda.
Manfaat :
Getah kemenyan memiliki banyak manfaat baik penggunaan lokal maupun sebagai komoditi ekspor. Kemenyan berguna untuk upacara ritual, campuran rokok, bahan pengawet, ekspektoran, antiseptik, industri kosmetik dan parfum.
Kemenyan digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan pengawet dan campuran obat batuk serta dalam industri parfum sebagai bahan baku wewangian. Secara tradisional, kemenyan digunakan sebagai campuran dupa dalam ritual Kejawen. Kemenyan mempunyai sifat fiksatif sehingga mengikat minyak atsiri agar tidak terlalu cepat menguap. Penggunaan lainnya adalah sebagai bahan campuran dalam industri rokok klembak-menyan.
2. Pohon Andalas (Morus macroura )
Gambar : bunga pohon andalas
Sistematika :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus macroura
Ciri-ciri :
Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.
Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek. Manfaat :
Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kayu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan.
3. Harimonting ( Rhodomyrtus tomentosa )
Sistematika :
Kingdom : Plantae
Devisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Rhodomyrtus
Spesies : Rhodomyrtus tomentosa
Ciri-ciri :
Keremunting atau dikenal dengan nama latin Rhodomyrtus tomentosa adalah tanaman berbunga dalam keluarga Myrtaceae , berasal dari selatan dan tenggara Asia , dariIndia ,timurkeselatan China , Taiwan dan Filipina ,dan selatan ke Malaysia dan Indonesia. Tumbuh di pantai , hutan alam, zona riparian , lahan basah , lembab dan hutan basah, tepi rawa, hingga ketinggian 2400 m dari permukaan laut.
Rhodomyrtus tomentosa adalah tumbuhan liar pengganggu yang tumbuh dengan tinggi sampai 4-12 meter memiliki daun yang berlawanan, kasar, panjang 5 cm dan luas 2-3 cm,memiliki tiga-urat dari dasar, berbentuk oval, tumpul di ujung, hijau mengkilap di atas, padat atau jarang abu-abu kekuningan-berbulu di bawah, dengan lebar tangkai daun dan seluruh margin. Berbunga yang soliter atau dalam kelompok dua atau tiga, diameter 2,5-3 cm, dengan lima kelopak yang diwarnai luar putih dengan ungu-merah muda atau semua pink.
Buahnya bisa dimakan, memiliki ukuran 10-15 mm, berwarna ungu, berbentuk bulat, tiga atau empat-bersel, ditutup dengan gigih kelopak lobus, lembut, dengan 40-45 biji dalam dua baris dalam setiap sel; penyebaran biji oleh burung pemakan buah dan mamalia . Produksi bibit dan perkecambahan tingkat tinggi.
Manfaat :
Secara etnobotani, manfaat dari Rhodomyrtus tomentosa adalah sebagai makanan, pencahar dan dijadikan sebagai obat peluruh haid. Di daerah simalungun khususnya, Rhodomyrtus tomentosa ini, digunakan sebagai bahan pewarna ulos (kain khas batak).
4. kantong semar ( Nephentes tobaica )
Sistematika :
Regnum : Plantae
Devisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Caryophillales
Family : Nephentaceae
Genus : Nephentes
Spsesies : Nephentes tobaica
Ciri-ciri :
Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Gerena lain dalam familia ini adalah Dionaea yang dijumpai di Amerika Serikat khususnya di negara bagian Carolina. Di seluruh dunia terdapat 70 spesies Nepenthes, 40% di antaranya di pulau Kalimantan dan hanya 10% yang tumbuh di luar negara Asean. Kantong semar (pitcher plants), di Malaysia sering disebut periuk kera (monkey pots), sebutan ini paling tepat di tujukan kepada Nepenthes ampullaria karena bentuknya memang seperti periuk.
Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang mengalami modifikasi. Tumbuhan ini umumnya hidup di tanah tandus, meskipun beberapa jenis juga hidup di tanah subur, bahkan ada juga yang hidup di tanah yang mengandung belerang (solfatra). Selain di tanah tandus, tumbuhan ini biasanya hidup di tanah masam, dan miskin nitrogen. Serangga dan binatang lain yang dijeratnya memberi tumbuhan ini nitrogen yang diperlukannya. Kantong semar adalah tumbuhan independent, hidup di tanah, memanjat rendah atau menjulur bebas.
Kantong semar merupakan tumbuhan pemanjat atau menjalar. Daunnya berbentuk antara oval dan lanset, tunggal tidak bergerigi dan panjang tangkai berkisar antara 5 – 10 cm. Bagian ujung daun (apex) mengalami pemanjangan, mula-mula bagaikan bangunan seperti cacing atau cambuk (disebut tendril) sepanjang antara 15 sampai 30 centimeter, bergantung pada jenisnya. Tendril ini berfungsi untuk memegang ranting dimana ia memanjat, selanjutnya tendril ini menggelembung membentuk kantong dengan tudung menyerupai tutup sebuah periuk.
Bentuk dari kantong pada tumbuhan kantong semar sangat bergantung dari jenisnya. Pada Nepenthes. ampullaria kantong (pitcher)-nya berbentuj seperti periuk dengan panjang sekitar 10 cm dan garis tengah mulut kurang lebih 8 cm., sedangkan pada Nepenthes gracillima lebih menyerupai tabung atau terompet dengan panjang sekitar 20 cm dan garis tengah mulut ± 8 cm. Karena relatif berat bagi penyanggnya, umumnya ujung daun (kantong/ pitcher) ini menjuntai sampai tanah. Pada bagian luar kantong semar terdapat dua baris bangunan seperti duri (gerigi) vertikal. Sampai saat ini penulis belum dapat memahami apa fungsi dari bangunan bergerigi ini. Bibir dari mulut kantong, biasanya warnanya cukup mencolok. Meskipun bentuk dan ukuran tudung atau tutup kantong sangat bergantung pada jenisnya, tetapi akan selalu lebih kecil dari pada ukuran mulut kantong.
Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan dia ‘makan’. Pada dinding dalam kantong terdapat sejumlah bulu, penulis menduga bulu-bulu ini berfungsi sebagai alat peraba/ sensor. Sekali serangga (dan atau binantang lain) hinggap di bibir mulut kantong yang atraktif tersebut, pasti akan tergelincir ke dalam kantong, terbenam ke dalam mangkuk bercairan kental dan lengket, dan dia tidak akan bisa keluar dalam keadaan hidup-hidup. Kemudian di dalam kantong itu juga, tumbuhan ini mencerna binatang tersebut. Kita dapat menemukan bahwa sejumlah besar kerangka serangga dan binatang lain dijumpai pada kantong, ini dapat membuktikan betapa efektifnya perangkap tersebut.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai indikator pH tanah.
5. Pinus ( Pinus mercusii )
Sitematika :
Regnum : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Kelas : Coniferae
Ordo : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus mercusii
Ciri-ciri :
Habitus : Tanaman pinus (Pinus merkusii) berperawakan pohon dengan ketinggian 1-40 meter.
Akar : Sistem perekaran dari Pinus merkusii berupa akar tunggang (radix primaria).
Batang : Batang pada Pinus merkusii berupa batang berkayu berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang beralur (sulcatus). Arah tumbuh tegak lurus (erectus) dengan percabangan monopodial.
Daun : Daun berbentuk jarum dalam berkas terdiri dari 2 daun, pada pangkal berkas dikelilingi oleh sarung sisik berupa selaput tipis. Duduk daun tersebar (folia sparsa)
Bunga : Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu (uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap.
Biji : Biji pada Pinus merkusii terletak pada dasar setiap sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, bulat telur dan pipih serta bersayap. Sayap melekat pada biji.
Manfaat :
Masih jumlah kecil masyarakat yang memiliki pohon-pohon pinus, walau potensi pasarnya meninggi. Yang tinggal dihindari, adalah bagaimana terhindar situasi masyarakat yang memiliki pohon-pohon pinus melakukan penebangan secara besar-besaran akibat tergiur harga, ujarnya . Pemanfaatanya melalui sadapan getah, untuk produksi gondorukem. Populasinya diperbanyak dalam satu hektare, untuk mengejar kebutuhan pasaran dunia yang terus naik. Pohon Pinus di anggap produktif kalau sudah berumur sekitar 10 sampe 15 tahun namun itu masih belum maksimal tapi sudah bisa di hasilkan getah yang bagus walaupun hasilnya tidak begitu banyak. Karena untuk mendapatkan getah itu pohon pinus harus di sadap (di coak bagian pohonnya pake alat khusus).
6 .Costus megalobrachtea (Pacing)
Sistematika
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Costus
Spesies : Costus megalobrachtea K.Schum
Ciri-ciri
Pacing merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5m - 3m dan menyukai tempat lembap dan teduh, terdapat sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.Batangnya berwarna kuning kecoklatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air serta mudah dipatahkan, selaras dengan atang, daunnya berwarna hijau, tunggal, tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai bentuk lanset.
Manfaat
7. Medinilla speciosa
Sistematika
Species : Medinilla Speciosa
Ciri-ciri :
Medinilla speciosa mencapai rata-rata ketinggian 45-60 sentimeter. Tanaman semak hijau ini memiliki batang kayu bercabang dan, daun hijau dan kasar (sampai dengan 20 cm (7,9 in) panjang dan 15 cm (5,9 in) lebar, dengan urat menonjol. Bunga-bunga kecil mungil yang cerah merah muda berwarna dan diproduksi dalam malai besar pada batang kemerahan liontin periode berbunga meluas. dari Summer dini untuk Jatuh. ketika mekar selesai selama sekitar satu bulan tetap menjadi segugusan buah mencolok. Buahnya bulat yang pada awalnya merah muda dan ungu-biru saat masak.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Kemenyan merupakan pohon yang dapat tumbuh pada ketinggian 1400 – 2000 mdpl.
2. Kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah Kemenyan mirip dengan menyadap getah pohon karet atau getah pohon pinus. Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon.
3. Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
4. Harimonting merupakan tanaman berbunga dalam keluarga Myrtaceae merupakan tumbuhan liar pengganggu yang tumbuh dengan tinggi sampai 4-12.
5. Secara etnobotani, manfaat dari Harimonting adalah sebagai makanan, pencahar dan dijadikan sebagai obat peluruh haid. Di daerah simalungun khususnya, Rhodomyrtus tomentosa ini, digunakan sebagai bahan pewarna ulos (kain khas batak).
6. Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang mengalami modifikasi.
7. Ada berbagai jenis pinus di hutan Aek Nauli, diantaranya Pinus oocarpa, Pinus pentaphylla, dan pinus merkusii.
8. Pinus (Pinus merkusii) berperawakan pohon dengan ketinggian 1 - 40 meter. Pada pinus juga diambil getahnya
9. Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu (uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap.
Daftar Pustaka
Aththorick, T. A. dan Siregar, E. S. (2006). Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan. FMIPA Universitas Sumatera Utara
Duades, R. R., 2004. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Hutan Penelitian Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Skripsi, FMIPA, Medan. Unimed
Hasairin, A. 2007. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Medan. FMIPA Universitas Negeri Medan
Sujana, A. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta. Mega Aksara
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Kusmana, C. Dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Bogor. Bahan Kuliah Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN
TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
DI HUTAN AEK NAULI
OLEH :
Christiani Sianturi
Deby Ryan Mutiah
Eva M Pane
Popy Apriani
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
I. JUDUL : PENGENALAN TUMBUHAN DI AEK NAULI
II. TUJUAN :
1. Mengetahui deskripsi tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
2. Mengetahui manfaat tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
3. Mengetahui sistematika tumbuhan yang diamati di hutan Aek nauli
4. Mengetahui suku-suku yang terdapat di Aek Nauli
5. Mengamati tumbuhan yang terdapat di Aek Nauli
III. TINJAUAN TEORITIS :
Pohon kemenyan
Mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah itu menganut Islam Ibadi. Ibadi adalah golongan Muslim yang bersumber pada Alquran dan Hadis dengan fokus utama menjadi hamba Allah dengan sederhana. Golongan ini tersebar di berbagai golongan umat Islam, baik Sunni maupun Syiah dengan berba-gai mahzabnya.Aliran ini merupakan aliran yang dominan di Oman. Kaum Ibadi berkeyakinan bahwa setiap Muslim bersaudara dan hanya Allah yang akan menjadi hakim bagi umat manusia. Kaum Ibadi mementingkan ukhuwah Islamiah daripada bermusuh-musuhan hanya karena berbeda mazhab atau aliran.
Ohofar diyakini telah dibangun oleh Raja Shadad dan orang-orang dari kaum Ad yang dihancurkan oleh Allah SWT. Menurut Dr Syauqi, di wilayah Dhofar terdapat tumbuhan kemenyan [Styrax benzoin). Wilayah itu sempat menjadi penghasil utama frankincense (bahan pembuat kemenyan dan parfum) di dunia. Kini, Somalialah negara pengekspor frankincense terbesar. Wilayah itu memang sempat menjadi pusat perdagangan kemenyan. Para saudagar, pada zaman dahulu, ketika melewati Ohofar dengan mengendarai unta suka membawa kemenyan-komoditas yang langka itu-melalui Semenanjung Arab sampai ke Yerusalem.
Dari dahulu hingga kini, kemenyan digunakan secara tradisional dalam upacara keagamaan. Tanaman itu juga digunakan sebagai bahan parfum dan obat-obatan. Bahkan, di zaman Yunani dan Romawi, dupa banyak dicari. Dupa pada zaman itu biasanya dibakar di atas altar dan digunakan untuk pembalseman. Gumpalan kemenyan ditemukan di makam Firaun Mesir, Tutankhamun.
Menurut sebuah sumber, pohon kemenyan tertinggi (Sacra boswellia) hanya tumbuh di wilayah Dhofar dan di bagian utara Somalia. Tanaman kemenyan yang terbaik berasal dari pohon yangtumbuh di pedalaman atau pegunungan, tetapi beberapa kemenyan juga tumbuh di dataran di sebelah selatan Kota Shalalah. Pada masa sahabat, tanaman itu juga biasa dijadikan obat. Dalam sebuah riwayat disebutkan, seseorang datang menemui seorang sahabat Nabi SAW Anas ra. Orang tersebut mengeluh sering lupa. Lalu Anas ra berkata, “Rendamlah kemenyan murni semalam dalam air dan minum larutannya di pagi hari saat perut kosong. Itu sangat bermanfaat untuk memori (ingatan).”
Pohon Andalas
Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.
Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek.
Pohon Andalas (Morus macroura) tumbuh tersebar mulai dari India, China bagian selatan, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Jawa bagian barat.Habitat pohon Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup banyak pada ketinggian antara 900-2.500 meter dpl.
Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kyu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah maskot provinsi akan menjadi punah.
Pohon Pinus
Tusam termasuk famili Pinaceae, tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara dan Gunung Kerinci. Tumbuhan jenis ini mempunyai sifat pioner yaitu dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur seperti padang alang-alang.
Di Indonesia pinus dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2 000 m dpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara 400 - 1 500 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai 20-40 m dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 m. Pinus tidak berbanir, kulit luar kasar berwarna cokelat kelabu sampai cokelat tua, tidak mengelupas dan beralur lebar serta dalam.
Kayu pinus berwarna cokelat-kuning muda. Pohon pinus berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli-November. Biji yang baik kulitnya kering kecokelatan, bentuk bijinya bulat, padat dan tidak berkerut. Selain menghasilkan kayu, pinus juga menghasilkan getah yang dapat digunakan sebagai gondorukem, sabun, perekat cat dan kosmetik
Kayu Putih
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Kayu putih adalah pohon yang tingginya 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar dengan percabangan yang menggantung ke bawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentukjorong / lanset, panjang 4,5 – 15 cm, lebar 0,75 – 4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, bila diremas/ dimemarkan berbau minyak kayu putih.
Pohon Puspa
Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m . Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cmnamun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit.
Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3mm; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap
Puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah. Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting. Kayu puspa sebaiknya digunakan di bawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan –setelah diawetkan– untuk bantalan rel kereta api.
Habitat pohon puspa
Puspa mampu hidup pada pelbagai kondisi tanah, iklim, dan habitat. Sering ditemukan tumbuh melimpah di hutan primer dataran rendah hingga pegunungan , pohon ini juga umum dijumpai di hutan-hutan sekunder dan wilayah yang terganggu, bahkan juga di padang ilalang. Bisa hidup hingga ketinggian 3.900 m dpl., puspa tidak memilih-milih kondisi tekstur dan kesuburan tanah. Meski lebih menyukai tanah yang berdrainase baik, pohon puspa diketahui mampu tumbuh baik di daerah berawa dan tepian sungai
Alat dan bahan
Alat
No | Nama alat | Jumlah |
1. | Sasak pembuatan herbarium | 1 buah |
2. | Tempat koleksi herbarium | Secukupnya |
3. | Kertas label | Secukupnya |
Bahan
No | Nama bahan | Jumlah |
1. | Koleksi tumbuhan arboretum | Secukupnya |
Prosedur kerja
No | Prosedur kerja |
1.
2.
3.
4. | Amatilah tumbuh-tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli
Tentukanlah nasional tumbuhan,nama tumbuh daerah dan nama ilmiah dari tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli.
Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan yang ada di Arboretum Kampus Aek Nauli.
Buatlah herbarium untuk suatu jenis tumbuhan dengan memberikan label berupa sistematika dari tumbuhan tersebut,deskripsinya,tempat koleksi,tanggal pengoleksian dan kolektornya. |
Pembahasan :
1. Kemenyan (Stirax benzoin )
Gambar : bunga dan pohon kemenyan
Sistematika :
Regnum : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ebenales
Family : Styracaceae
Genus : Styrax
Spesies : Styrax benzoin
Ciri-ciri :
Habitat: Pohon kemenyan tingginya mencapai 18 m, dengan diameter 35 cm,mengandung getah yang berbau harum. Jenis ini dapat tumbuh di hutan teduh dan hutan basah, pada ketinggian 200-1400 mdpl. Penyebarannya meliputi Sumatera dan Jawa
Pohon Kemenyan (Styrax benzoin) dapat tumbuh di lingkungan yang keras. Kemenyan tumbuh di daerah yang sangat kering dan sangat cocok untuk tanah kapur tinggi dan rendah nutrisi. Bahkan di atas batu pun tanaman ini bisa tumbuh. Sebagai contoh, di Somalia, tanaman ini tidak tumbuh di atas tanah di atas tapi di atas batu marmer. Pohon kemenyan beradaptasi dengan lingkungan keras dengan cara menggugurkan daunnya
Sebagaimana diketahui, Kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah Kemenyan mirip dengan menyadap getah pohon karet atau getah pohon pinus. Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon. Getah mengeras dikumpulkan dan digunakan sebagai kemenyan dan mur .
Batang: Tegak, bulat, berkayu, halus, percabangan simpodial, coklat muda.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, tersebar, panjang 4-8 cm, lebar 2-5 cm, tepi rata, ujung meruncing, pangkal runcing, pertulangan menyirip, hijau, tangkai bulat, panjang 0,5-1,5 cm, hijaupucat.
Bunga: Majemuk, lonjong, di ketiak daun dan ujung batang, tangkai bulat, hijau, kelopak bentuk mangkok, berbulu, hijau, benang sari putih, putik silindris, putih, mahkota bertaju lima,bentuk lonceng, putih.
Buah: Lonjong, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, diameter ± 1,2 cm, coklat.
Akar: Tunggang, coklat muda.
Manfaat :
Getah kemenyan memiliki banyak manfaat baik penggunaan lokal maupun sebagai komoditi ekspor. Kemenyan berguna untuk upacara ritual, campuran rokok, bahan pengawet, ekspektoran, antiseptik, industri kosmetik dan parfum.
Kemenyan digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan pengawet dan campuran obat batuk serta dalam industri parfum sebagai bahan baku wewangian. Secara tradisional, kemenyan digunakan sebagai campuran dupa dalam ritual Kejawen. Kemenyan mempunyai sifat fiksatif sehingga mengikat minyak atsiri agar tidak terlalu cepat menguap. Penggunaan lainnya adalah sebagai bahan campuran dalam industri rokok klembak-menyan.
2. Pohon Andalas (Morus macroura )
Gambar : bunga pohon andalas
Sistematika :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus macroura
Ciri-ciri :
Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka.
Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek. Manfaat :
Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kayu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Meskipun tidak termasuk dalam ‘daftar merah’ (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan.
3. Harimonting ( Rhodomyrtus tomentosa )
Sistematika :
Kingdom : Plantae
Devisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Rhodomyrtus
Spesies : Rhodomyrtus tomentosa
Ciri-ciri :
Keremunting atau dikenal dengan nama latin Rhodomyrtus tomentosa adalah tanaman berbunga dalam keluarga Myrtaceae , berasal dari selatan dan tenggara Asia , dariIndia ,timurkeselatan China , Taiwan dan Filipina ,dan selatan ke Malaysia dan Indonesia. Tumbuh di pantai , hutan alam, zona riparian , lahan basah , lembab dan hutan basah, tepi rawa, hingga ketinggian 2400 m dari permukaan laut.
Rhodomyrtus tomentosa adalah tumbuhan liar pengganggu yang tumbuh dengan tinggi sampai 4-12 meter memiliki daun yang berlawanan, kasar, panjang 5 cm dan luas 2-3 cm,memiliki tiga-urat dari dasar, berbentuk oval, tumpul di ujung, hijau mengkilap di atas, padat atau jarang abu-abu kekuningan-berbulu di bawah, dengan lebar tangkai daun dan seluruh margin. Berbunga yang soliter atau dalam kelompok dua atau tiga, diameter 2,5-3 cm, dengan lima kelopak yang diwarnai luar putih dengan ungu-merah muda atau semua pink.
Buahnya bisa dimakan, memiliki ukuran 10-15 mm, berwarna ungu, berbentuk bulat, tiga atau empat-bersel, ditutup dengan gigih kelopak lobus, lembut, dengan 40-45 biji dalam dua baris dalam setiap sel; penyebaran biji oleh burung pemakan buah dan mamalia . Produksi bibit dan perkecambahan tingkat tinggi.
Manfaat :
Secara etnobotani, manfaat dari Rhodomyrtus tomentosa adalah sebagai makanan, pencahar dan dijadikan sebagai obat peluruh haid. Di daerah simalungun khususnya, Rhodomyrtus tomentosa ini, digunakan sebagai bahan pewarna ulos (kain khas batak).
4. kantong semar ( Nephentes tobaica )
Sistematika :
Regnum : Plantae
Devisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Caryophillales
Family : Nephentaceae
Genus : Nephentes
Spsesies : Nephentes tobaica
Ciri-ciri :
Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Gerena lain dalam familia ini adalah Dionaea yang dijumpai di Amerika Serikat khususnya di negara bagian Carolina. Di seluruh dunia terdapat 70 spesies Nepenthes, 40% di antaranya di pulau Kalimantan dan hanya 10% yang tumbuh di luar negara Asean. Kantong semar (pitcher plants), di Malaysia sering disebut periuk kera (monkey pots), sebutan ini paling tepat di tujukan kepada Nepenthes ampullaria karena bentuknya memang seperti periuk.
Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang mengalami modifikasi. Tumbuhan ini umumnya hidup di tanah tandus, meskipun beberapa jenis juga hidup di tanah subur, bahkan ada juga yang hidup di tanah yang mengandung belerang (solfatra). Selain di tanah tandus, tumbuhan ini biasanya hidup di tanah masam, dan miskin nitrogen. Serangga dan binatang lain yang dijeratnya memberi tumbuhan ini nitrogen yang diperlukannya. Kantong semar adalah tumbuhan independent, hidup di tanah, memanjat rendah atau menjulur bebas.
Kantong semar merupakan tumbuhan pemanjat atau menjalar. Daunnya berbentuk antara oval dan lanset, tunggal tidak bergerigi dan panjang tangkai berkisar antara 5 – 10 cm. Bagian ujung daun (apex) mengalami pemanjangan, mula-mula bagaikan bangunan seperti cacing atau cambuk (disebut tendril) sepanjang antara 15 sampai 30 centimeter, bergantung pada jenisnya. Tendril ini berfungsi untuk memegang ranting dimana ia memanjat, selanjutnya tendril ini menggelembung membentuk kantong dengan tudung menyerupai tutup sebuah periuk.
Bentuk dari kantong pada tumbuhan kantong semar sangat bergantung dari jenisnya. Pada Nepenthes. ampullaria kantong (pitcher)-nya berbentuj seperti periuk dengan panjang sekitar 10 cm dan garis tengah mulut kurang lebih 8 cm., sedangkan pada Nepenthes gracillima lebih menyerupai tabung atau terompet dengan panjang sekitar 20 cm dan garis tengah mulut ± 8 cm. Karena relatif berat bagi penyanggnya, umumnya ujung daun (kantong/ pitcher) ini menjuntai sampai tanah. Pada bagian luar kantong semar terdapat dua baris bangunan seperti duri (gerigi) vertikal. Sampai saat ini penulis belum dapat memahami apa fungsi dari bangunan bergerigi ini. Bibir dari mulut kantong, biasanya warnanya cukup mencolok. Meskipun bentuk dan ukuran tudung atau tutup kantong sangat bergantung pada jenisnya, tetapi akan selalu lebih kecil dari pada ukuran mulut kantong.
Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan dia ‘makan’. Pada dinding dalam kantong terdapat sejumlah bulu, penulis menduga bulu-bulu ini berfungsi sebagai alat peraba/ sensor. Sekali serangga (dan atau binantang lain) hinggap di bibir mulut kantong yang atraktif tersebut, pasti akan tergelincir ke dalam kantong, terbenam ke dalam mangkuk bercairan kental dan lengket, dan dia tidak akan bisa keluar dalam keadaan hidup-hidup. Kemudian di dalam kantong itu juga, tumbuhan ini mencerna binatang tersebut. Kita dapat menemukan bahwa sejumlah besar kerangka serangga dan binatang lain dijumpai pada kantong, ini dapat membuktikan betapa efektifnya perangkap tersebut.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai indikator pH tanah.
5. Pinus ( Pinus mercusii )
Sitematika :
Regnum : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Kelas : Coniferae
Ordo : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus mercusii
Ciri-ciri :
Habitus : Tanaman pinus (Pinus merkusii) berperawakan pohon dengan ketinggian 1-40 meter.
Akar : Sistem perekaran dari Pinus merkusii berupa akar tunggang (radix primaria).
Batang : Batang pada Pinus merkusii berupa batang berkayu berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang beralur (sulcatus). Arah tumbuh tegak lurus (erectus) dengan percabangan monopodial.
Daun : Daun berbentuk jarum dalam berkas terdiri dari 2 daun, pada pangkal berkas dikelilingi oleh sarung sisik berupa selaput tipis. Duduk daun tersebar (folia sparsa)
Bunga : Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu (uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap.
Biji : Biji pada Pinus merkusii terletak pada dasar setiap sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, bulat telur dan pipih serta bersayap. Sayap melekat pada biji.
Manfaat :
Masih jumlah kecil masyarakat yang memiliki pohon-pohon pinus, walau potensi pasarnya meninggi. Yang tinggal dihindari, adalah bagaimana terhindar situasi masyarakat yang memiliki pohon-pohon pinus melakukan penebangan secara besar-besaran akibat tergiur harga, ujarnya . Pemanfaatanya melalui sadapan getah, untuk produksi gondorukem. Populasinya diperbanyak dalam satu hektare, untuk mengejar kebutuhan pasaran dunia yang terus naik. Pohon Pinus di anggap produktif kalau sudah berumur sekitar 10 sampe 15 tahun namun itu masih belum maksimal tapi sudah bisa di hasilkan getah yang bagus walaupun hasilnya tidak begitu banyak. Karena untuk mendapatkan getah itu pohon pinus harus di sadap (di coak bagian pohonnya pake alat khusus).
6 .Costus megalobrachtea (Pacing)
Sistematika
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Costus
Spesies : Costus megalobrachtea K.Schum
Ciri-ciri
Pacing merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5m - 3m dan menyukai tempat lembap dan teduh, terdapat sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.Batangnya berwarna kuning kecoklatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air serta mudah dipatahkan, selaras dengan atang, daunnya berwarna hijau, tunggal, tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai bentuk lanset.
Manfaat
7. Medinilla speciosa
Sistematika
Species : Medinilla Speciosa
Ciri-ciri :
Medinilla speciosa mencapai rata-rata ketinggian 45-60 sentimeter. Tanaman semak hijau ini memiliki batang kayu bercabang dan, daun hijau dan kasar (sampai dengan 20 cm (7,9 in) panjang dan 15 cm (5,9 in) lebar, dengan urat menonjol. Bunga-bunga kecil mungil yang cerah merah muda berwarna dan diproduksi dalam malai besar pada batang kemerahan liontin periode berbunga meluas. dari Summer dini untuk Jatuh. ketika mekar selesai selama sekitar satu bulan tetap menjadi segugusan buah mencolok. Buahnya bulat yang pada awalnya merah muda dan ungu-biru saat masak.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Kemenyan merupakan pohon yang dapat tumbuh pada ketinggian 1400 – 2000 mdpl.
2. Kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah Kemenyan mirip dengan menyadap getah pohon karet atau getah pohon pinus. Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon.
3. Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
4. Harimonting merupakan tanaman berbunga dalam keluarga Myrtaceae merupakan tumbuhan liar pengganggu yang tumbuh dengan tinggi sampai 4-12.
5. Secara etnobotani, manfaat dari Harimonting adalah sebagai makanan, pencahar dan dijadikan sebagai obat peluruh haid. Di daerah simalungun khususnya, Rhodomyrtus tomentosa ini, digunakan sebagai bahan pewarna ulos (kain khas batak).
6. Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang mengalami modifikasi.
7. Ada berbagai jenis pinus di hutan Aek Nauli, diantaranya Pinus oocarpa, Pinus pentaphylla, dan pinus merkusii.
8. Pinus (Pinus merkusii) berperawakan pohon dengan ketinggian 1 - 40 meter. Pada pinus juga diambil getahnya
9. Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu (uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap.
Daftar Pustaka
Aththorick, T. A. dan Siregar, E. S. (2006). Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan. FMIPA Universitas Sumatera Utara
Duades, R. R., 2004. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Hutan Penelitian Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Skripsi, FMIPA, Medan. Unimed
Hasairin, A. 2007. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Medan. FMIPA Universitas Negeri Medan
Sujana, A. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta. Mega Aksara
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Kusmana, C. Dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Bogor. Bahan Kuliah Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.